<$BlogRSDUrl$>
ini untuk banner blogger
  tempatkita       tempatku  
   
 
     
 

Sunday, March 07, 2004

p a n i k

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarmu? Istri dan anak sehat kan? Yang belum punya istri dan anak, nda usah merasa tidak diperhatikan. Aku hanya menegaskan bahwa aku ingin menyapa kalian dengan se-hangat2nya. Kabar orang tua di rumah, baik juga kan?

Kawan, lama juga kita nda saling becanda. Aku kadang menikmati sekali saat kita sama2 membuka lebar2 mulut kita, tertawa lebar dan lepas. Biarpun kita sama2 tahu kalo kita sedang punya masalah dan persoalan.

Hh.. hidup memang tak pernah lepas dari masalah, kawan. Masalah ini selesai, datang lagi masalah baru. Atau kadang masalah satu belum selesai, menyusul kemudian masalah baru. Masalah demi masalah mengisi hidup. Banyak efeknya. Ada yang stress, ada yang bunuh diri, ada yang berubah menjadi pendiam, ada yang menjadi jahat, ada yang bertambah bijak, ada yang... ya... macam2 lah. Tapi sekali lagi, tanpa bermaksud menggaramai lautan, aku ingin kita, hendaknya, semakin paham bahwa hidup adalah masalah.

Tentu sebagian dari kita akan bertanya, "So, what's the solution?", "Apa solusinya?", "Gimana pemecahannya?", "Piye?", "Kumaha?"

Aku juga bertanya demikian. Pernah aku dikasih jawabannya oleh seorang kawan berhaluan sosialis: HIDUP ADALAH PERSOALAN, DAN MATI ADALAH SOLUSINYA! Wuih... serem-nya Rek! MATI is the solution? Mungkin ya, mungkin juga nda. Kalian tentu akan tersenyum kenapa aku bilang "Mungkin ya, mungkin juga nda". Karena aku belum pernah membuktikan bahwa Mati adalah solusi dari masalah. Kenapa? Wong aku belum pernah mati kok. Gimana aku bisa setuju dengan pendapat kawan sosialis itu.

Lalu gimana? Nah, aku pernah dapet juga jawaban dari seorang kawan lama, "SOLUSI TERHADAP MASALAH ADALAH JANGAN PERNAH MERASA TAKUT DENGAN MASALAH TERSEBUT. HADAPI SAJA." Wah... wah... idealisme yang meyakinkan! Mungkin juga ada benernya. Diam2 aku mencobanya, kawan. Bentar aku mo cerita ya... Itung2 bagi pengalaman lah... Gini, pernah aku lapar sekali dan kebetulan nda ada uang. Lapar sekali. Dah kucari di setiap saku celana dan bajuku, nda ada duit sepeser pun. Stress! Aku inget nasehat kawan lama itu. "Jangan pernah takut dengan masalah". Ya, akhirnya aku bulatkan tekad, pokoknya aku nda mau stress gara2 lapar. Aku nda mau takut sama lapar. Aku berani hadapi lapar. Satu jam, dua jam, masih kuat. 5 jam kemudian aku lemes, nda bisa apa2. Wah... ternyata "nda takut" saja rupanya nda bisa mengubah lapar jadi kenyang. Aku baru mengerti kalo pendapat kawan lamaku nda seratus persen bener. Mungkin juga seratus persen salah. Wong buktinya aku tetep lapar, nda bisa kenyang. Biarpun aku sudah berani menghadapi lapar.

Kalian punya pengalaman nda soal kelaparan? Dulu sering sekali kita bicarakan Ethiopia saat kita makan bersama, habis tahlilan.. Inget nda? Ya, Ethiopia yang kelaparan. Dan kita yang ikut 'prihatin' dengan cara 'ngobrolin' mereka pada saat kita makan dengan lahapnya. Ironis sekali ya? Balik lagi, kawan. Solusinya apa dong? Apa ya...

Ada lagi yang pernah bilang sama aku, solusi menghadapi masalah adalah "DIAM dan KERJA". Aku garuk2 kepala waktu itu. Opo maksute? Iya, "kamu jangan panik dan berusahalah menyelesaikan masalahnya, BUKAN MENYELESAIKAN PANIKNYA" katanya. Oooo, bener juga sih. Kadang memang bener energi kita malah lebih terfokus untuk menyelesaikan paniknya dari pada menyelesaikan masalah itu sendiri. Wuih aku mulai setudju dengan pendapat ini. Kalian setudju nda kawan? Ah... biarkan saja lah ya. Kita tak perlu quorum untuk menyetujui pendapat seorang kawanku itu.

Tapi, bentar dulu kawan. Aku lebih tertarik kalimat terakhirnya. "BUKAN MENYELESAIKAN PANIKNYA" Bener juga dia. Kadang biasa terjadi, berat masalahnya cuman 10 kg, ehh... paniknya sampe 100 kg. Padahal panik itu kan hasil dari masalah. Kok malah ga keruan mana yang inti, mana yang accessories. Wah... wah... gendeng kali ya yang punya masalah. Si Dolopoh, kata keponakanku.

Dan kemudian memang kita sama2 menyaksikan sekarang bermunculan Suggestor2. Sebut saja Gede Prama, Anand Krisna, Aa Gym, Nurcahyo, dan masih banyak lagi. Tugas mereka sederhana, bukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi tetapi untuk mengobati PANIK saja. Kalimat ini bukan untuk merendahkan ke-PIAWAI-an mereka yang notabene telah menjadi public figure (baca: Artis), tetapi lebih ditekankan pada kebodohan (maaf lho...) kita ketika menjadikan PANIK sebagai inti masalah dan masalah itu sendiri malah menjadi sekedar accessories. Ironis lagi kali ya? Sama seperti ketika kita turut prihatin dengan rakyat Ethiopia hanya dengan ngobrolin mereka sambil makan.

Panjang lebar aku ngobrol dengan kawanku itu. Aku terkesan dengan kata PANIK yang ia pilih. Sederhana, mengena, lugu, murah, dan ya... sampe pada pengertian yang sesungguhnya. Kalo kita sadar, buku2 yang laris, best seller, bikinan bule2 juga hanya bicara soal bagaimana menyelesaikan PANIK yang timbul sebagai kebodohan kita dalam melihatnya sebagai inti masalah, bukan accessories. Harganya mahal, dan yang baca juga jadi punya gengsi yang tinggi. Ironis juga, kali. Mungkin hal itu akan menjadikan kawanku tadi tersenyum. Mungkin ia geli dengan kita yang bangga karena baca buku "Bagaimana menyelesaikan panik?". Padahal bukan itu intinya. Tapi nda papa. Semua pasti ada gunanya, kata ibuku. Selesaikan panik juga berguna, walaupun memang BUKAN itu inti masalahnya. Karena kita lihat juga, banyak yang masuk rumah sakit gara2 panik. Gara2 "kurang begitu cerdas" memilih mana yang inti dan mana yang accessories. Maaf kawan, sedikit bersemangat, gara2 kata PANIK yang bagus dari mulut kawanku tadi.

Ada lagi yang punya pendapat lain soal solusi. Insya ALLOH akan aku kemas dalam bentuk lain lagi. Kapan2 ya... Makasih lhoh dah mo baca 'artikel' PANIK ini.

Salam buat orang2 yang kalian sayangi.
Jakarta, 27-02-2004

From: muhid syahromi [syahromi@plasa.com]

published by: Monsieur RaKah @ 7.3.04

Berbagi rasa, berbagi suka, berbagi ide dan pengalaman

.: is this rha-k's webLOG? :.

Previous post: dilarang... Jangan Pernah Mengikuti Petunjuk Dari Orang Yang T...... karakter berdasarkan huruf pertama nama anda... ucapan... temuan + curhat... Doa untuk Kekasih Hati... curhat... ucapan selamat... puisiku... saatnya curhat...

This page is powered by Blogger :)


 
     
 
  Mardi-k Lab. (contact) 1996-sekarang