Kemarin (17 Agustus 2004), di TransTV (kalo ndak salah), ditayangkan
dokudrama (dokumentasi drama) pustaka tokoh bangsa, kebetulan yg
diangkat adalah Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Sjahrir. Sayang, utk BK
dan BH, diriku nggak (belum) nonton karena pulas berhubung disergap rasa
kantuk. Kira2 jam 15:30 an, rasa kantuk telah hilang, dokudrama BS pun
jd konsumsi mata. Di sana dijelaskan bahwa BS berasal dari kalangan
berada kala itu, disinggung juga bahwa BK dan BH mirip2 demikian. Pd
jaman itu, saat Nusantara sedang diperah oleh kolonialisme Belanda dan
Jepang, ketiga Bung ini beruntung bisa hidup layak dan menikmati
pendidikan berkualitas baik, bahkan sampai studi ke luar negeri
(Belanda) pula.
Dari kondisi (lebih baik daripada kondisi bangsa secara umum) itulah, di
dlm kepala para Bung ini muncul ide utk meng-independen-kan Nusantara.
BS diceritakan cukup dekat dengan kaum komunis, diceritakan bahwa BK dan
BS sempat dekat dg pihak Jepang, berdalih perjuangan diplomatis.
Diceritakan saat Bom Atom jatuh di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
membentuk BPUPKI (Badan Penyelenggara Untuk Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, harap koreksi jika salah). BS berkeyakinan bahwa Jepang akan
ingkar utk me-merdeka-kan Indonesia, seandainya tepat janji pun, maka
kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari penjajah dan bukan hasil
perjuangan bangsa Indonesia, dan ini akan merendahkan martabat bangsa
Indonesia di mata internasional. Oleh sebab itu, BS berpendapat bahwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia mesti dipercepat.
Pd masa pra kemerdekaan. Diceritakan bahwa BS berdiskusi dg seorang
Tokoh Komunis, perihal sosok yg tepat utk mem-proklamasi-kan Indonesia.
Tokoh Komunis itu berkomentar, "Mengapa tdk anda sendiri?" (menunjuk kpd
BS). BS menjawab bahwa dia merasa kurang dikenal oleh rakyat. Sedangkan
BK dan BH dianggap terlalu dekat dg Jepang. Diceritakan bahwa hubungan
BS dg BK dan BH sempat renggang. Diceritakan pula bahwa nama Tan Malaka
(tokoh komunis asia) sempat dimunculkan sbg bakal calon proklamator
Indonesia. Namun diceritakan bahwa Tan Malaka menolaknya beralasan
serupa dg alasan BS. BS diceritakan berhaluan sosialis, BK diceritakan
berhaluan nasionalis, BH diceritakan berhaluan kerakyatan. Diceritakan
kemudian bahwa BK dan BH diculik oleh para pemuda dan dibawa ke Rengas
Dengklok. Diceritakan bahwa BS sempat membuat Teks Proklamasi namun
di-revisi menjadi teks yg dibacakan oleh BK pd 17 Agustus 1945 kira2 jam
10 pagi. Di saat2 bersejarah itu, BS diceritakan berada jauh dari
perhatian publik.
Diceritakan bahwa saat BK menjadi Presiden dan BH menjadi Wakil
Presiden, BS dianugerahkan menjadi Perdana Menteri. Namun perjalanan
sejarah mencatat, BS kemudian diasingkan dari pentas politik hingga
akhir hayatnya. Dokudrama tsb mengomentari bahwa pengasingan BS setelah
Indonesia merdeka mirip dg yg dilakukan Belanda pd pra kemerdekaan. Pd
pra kemerdekaan, Belanda mengasingkan BS karena dianggap menyebarkan
pemikiran2 yg membahayakan stabilitas pemerintahan.
Teringat sebaris kalimat, sejarah tdk pernah mengatakan hal yg
se-sungguh2nya. Sbg generasi masa kini dan masa depan, kita semestinya
menyadari bahwa kondisi kini dan ke depan jelas lebih kompleks dibanding
masa lalu. Penjajahan kini tdk lg hanya berbentuk penjajahan fisik yg
kentara, membentuk pemikiran, pembentukan pola hidup dan kebutuhan,
komando utk berkiblat pd suatu arah tertentu, penyeragaman konsumsi dan
selera, menganggap selainnya sbg lawan yg mesti dibuat sewarna atau
malah mesti diperangi, itulah sebagian metode kolonialisme masa
kini.
Membebaskan diri dari penjajahan memang tdk mudah. Bahkan sebagian
kalangan berpendapat bahwa sesungguhnya manusia tdk pernah merdeka,
ber-argumen bahwa aturan dari Yg Maha Kuasa selalu mengikat segala hal
tentang kehidupan. Benarkah demikian? Saya pikir perlu kajian lebih
dalam. Tdk dpt dipungkiri bahwa alam terdiri dari hal yg beraneka ragam.
Warna sendiri terdiri dari variasi yg hampir tdk terbatas, sedangkan
mata sbg indera penglihatan kita pun ada batasannya, dan secara alamiah
ada yg tdk bisa dilihat mata manusia. Teringat konsep rekonsiliasi,
warna warni semestinya menjadikan kita seperti bunga2 di taman, masing2
punya andil dari keindahan dan keharuman keseluruhan. Jadi, kita2 sbg
insan yg merasa sbg anak nusantara, sudah selayaknya mengambil peran
kita utk ikut mengusung harga diri bangsa Indonesia.
Cukup sudah saling menyalahkan. Bersama kita bisa...!!! :) Yuk sekarang
kembali ke rutinitas masing2 ;)
--- sebelumnya ---
From: Zulfikar Efri
Sent: Wednesday, August 18, 2004 8:01 AM
Dear,
Gw setuju banget ama mksd iday, bearti gw kira klo elo day berfikir
kayak gitu dan semua masyarakat di indonesia berfikir secara positif
kayaknya dapat memberantas kemiskinan deh....:)
So klo kita punya duit banyak elo pade harus mikir dua atau tiga kali
klo mo upgrade HP baru, beli motor ataupun beli mobil dikarenakan masih
banyak dilingkungan sekitar kita yang mo mkan aja sulit atau jangan2
teman2 kita di TC yang memang sedang memerlukan uang dikarenakan
keluarganya lebih membutuhkan atau bahkan kakak kandung kita sendiri?
apakah elo pade siap dengan ini? gw cuma sangat pesimis masyarakat yang
dah tebentuk lebih mementingkan dirinya sendiri untuk melakukan ini
semua (semoga pikiran gw salah....:))
Tapi yang jelas bantulah dari orang yang paling dekat......
Merdeka...... Indonesia kU..........
--- sebelumnya ---
From: fadli
Sent: Tuesday, August 17, 2004 9:35 AM
Teruntuk para pecinta negri,
Sebuah momen yang telah lama bias seharusnya bisa kita kembalikan
pamornya. Detik kemerdekaan adalah puncak perjuangan pemuda (di jaman
itu..) sekaligus garis start menuju kemakmuran yang gak ada garis
finishnya.
Gak perlu lah muluk-muluk punya jiwa dan keikhlasan seperti pendahulu
kita (pejuang...), tapi yang kita mesti fikirkan apa iya kita sebagai
tulang punggung bangsa yang mengaku punya kelebihan intelektual dan daya
akses informasi tak terbatas hanya mampu menjadi mesin-mesin kapitalis
yang hanya menghisap darah buruh-buruh yang sudah gak punya darah
lagi.
Lalu apa bedanya kita sama koruptor, penjahat ekonomi, dan pejabat
bejat..?
Dimana tanggung jawab moral kita sebagai orang-orang yang "ngerti"
kepada mereka yang bahkan 26 huruf pun gak hafal...?
Dan jangan dulu bertanya peran kita terhadap bangsa, negara, dan agama.
Tetapi apa kontribusi kita kepada lingkungan sekitar..? kepada
masyarakat yang buta informasi..? kepada teman-teman yang kurang
kesempatan..? kepada orang tua kita yang terdoktrin dengan orde
baru..?
Memang benar kita harus ikhlas dalam membawa perubahan dan perbaikan.
Tapi kita juga mesti tau, apa langkah yang paling sederhana untuk ke
sana... Karena untuk mencapai 1000 langkah kita harus memulainya dengan
satu langkah... Mungkin awalnya merangkak, lalu baru belajar berdiri,
kemudian berjalan, berlari, lompat, terbang...
Jangan bertanya apa yang sudah negaramu berikan untukmu, tapi
bertanyalah apa yang sudah kamu beri untuk negaramu (George
Washington)
Segenap cinta untuk tanah air dan kalian,
Idhay
--- sebelumnya ---
Zulfikar Efri wrote:
Daer all My Bros N SIS'
MERDEKA juga deh... Tapi menurut gw tugas kita yang terutama untuk
meneruskan Cita2 Para Pejuang yang Sangatlah LUHUR dan bukan
mengancurkannya....
Kenapa kita harus meniru dan selalu mengambil nilai negatif dari
kebudayaan barat? berbusana yang memang bukan buadaya kita dimana aurat
dapat kita lihat secara GRATIS... (klo Laki2 sih maunya....:P bukan gitu
Bang Mandra?)
Kenapa selalu budaya adu domba yang dulu pernah menghancurkan negri ini
dapat mudah sekali terserap dalam benak kita sehingga persatuan dan
kesatuan yang dulu ada menjadi berantakan
Bros N SIS' ternyata masih banyak lagi yang mungkin satu atau beberapa
diantara Qt salah mengartikan dari perkembangan zaman ini dan gw harap
dan sangat mengharapkan JANGANLAH KITA SELALU BERKOMENTAR INI ATAU ITU
TAPI LAKUKANLAH DENGAN PENUH IKLAS SEPERTI PARA PEJUANG QT DULU
Ok deh sekali lagi
MERDEKA...........
Best Regards,
efrie zulfikar
--- sebelumnya ---
From: muhid syahromi
Sent: Monday, August 16, 2004 10:45 AM
Bersama ini gw mo ngucapin,
DIRGAHAYU HUT RI
17 Agustus
Sekali Merdeka Tetap Merdeka
Post a Comment
<< Home